4/1/14

Kebijakan Pelayanan Spiritual Care Pada Rumah Sakit di Pekanbaru

KEBIJAKAN PENERAPAN PELAYANAN SPIRITUAL CARE PADA RUMAH SAKIT DI PEKANBARU
Tabel 1. Pendukung versus Penentang Kebijakan Penerapan Pelayanan Spiritual Care
STAKEHOLDER
STATUS
PENJELASAN (FRAME)
Pemerintah
Netral
Pemerintah tidak terlalu menanggapi
Stakeholder yang berbasis keagamaan
Pro
Merasa dapat menerapkan nilai – nilai ibadah
Stakeholder yang memiliki kepentingan lain
Kontra
Belum dianggap sebagai hal yang penting
RS yang berbasis keagamaan
Pro
Menyadari bahwa sehat memiliki banyak unsur, salah satunya adalah dari segi spiritual
RS umum
Kontra
Banyak program lain yang lebih diutamakan
Tokoh Agama
Pro
Dapat menerapkan nilai – nilai spiritual kepada manusia dalam kondisi apapun
Pihak Asuransi
Kontra
Peyanan spiritual care tidak termasuk dalam list asuransi
Pasien
Pro
Merasa mendapat pelayanan yang lebih, khususunya terkait dengan spiritual
Keluarga Pasien
Pro
Dukungan spiritual dari pihak lain (RS) membantu dalam proses kesembuhan pasien
Bagian keuangan
Kontra
Akan ada dana lain yang dikeluarkan terutama untuk tenaga pemberi layanan spiritual
Sekelompok tenaga kesehatan lain
Kontra
Adanya anggapan bahwa kesembuhan pasien cukup dengan bantuan dari tenaga kesehatan saja
Sarjana Agama
Pro
Menciptakan lapangan pekerjaan baru

Tabel 2. Skor dalam Kebijakan Penerapan Pelayanan Spiritual Care
STAKEHOLDER
PRO
NETRAL
KONTRA
Pemerintah

0

Stakeholder yang berbasis keagamaan
4


Stakeholder yang memiliki kepentingan lain


4
RS yang berbasis keagamaan
4


RS umum


4
Tokoh Agama
2


Pihak Asuransi


3
Pasien
2


Keluarga Pasien
2


Bagian keuangan


3
Sekelompok tenaga kesehatan lain


2
Sarjana Agama
1


TOTAL
15
0
16

Tabel 3. Stakeholder yang dipandang bisa diusulkan menjadi sasaran advokasi yang memperkuat kubu pendukung
STAKEHOLDER
Penekanan dalam Advokasi
Stakeholder yang berbasis keagamaan
Advokasi pada stakeholder yang memiliki jiwa spiritualitas yang baik diharapkan agar kedepanya stakeholder tersebut mampu mengayomi dan mengajak pihak lainnya ke arah yang lebih baik dengan adanya pelayanan spiritual care dirumah sakit
RS yang berbasis keagamaan
RS yang memiliki dasar keagamaan tentunya akan menerapkan pelayanan spiritual care untuk pasiennya
Tokoh Agama
Tokoh agama dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat (pasien)
Pasien
Sebagai orang yang menjadi objek dalam tindakan pelayanan spiritual, tentunya lebih merasakan manfaat dari pelayanan yang diberikan.
Keluarga Pasien
Sebagai bagian dari support sistem, keluarga mempunyai peranan besar terhadap pasien.

Advokasi diharapkan dapat mewujudkan peningkatan sistem pelayanan pada rumah sakit di Pekanbaru. Peningkatan sistem pelayanan yang dimaksudkan adalah dari segi spiritual care. Dengan adanya kebijakan ini pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan lebih merasakan manfaat dari pelayanan yang diberikan, khususnya dari segi pelayanan spiritual.


 
Tugas Kuliah Politik dan Advokasi Kebijakan
NAMA  : Dhiya Urrahman
NIM       : 13/357105/PKU/14062
MINAT  : Perilaku dan Promosi Kesehatan


Program inkubasi techno-preneur di UGM. Build Your Dream! http://innovative.ugm.ac.id

No comments:

Post a Comment